Humas Polres Sanggau, Jakarta - Kapolri Jenderal
Idham Azis memaparkan keberhasilan-keberhasilan yang dicapai institusinya
selama 2019. Capaian itu, kata Idham, mulai dari pengungkapan kasus penyerangan
penyidik KPK, Novel Baswedan hingga pengungkapan kasus korupsi yang berhasil
menyelamatkan uang negara Rp 454 miliar.
"(Capaian
pengungkapan) untuk kejahatan konvensional, kasus yang menonjol ada pembunuhan
ayah dan anak di Lebak Bulus, yang mayatnya dibakar di Sukabumi. Lalu pelaku
penyiraman kepada pegawai KPK Novel Baswedan," kata Idham dalam acara
Rilis Akhir Tahun Polri 2019 di Auditorium STIK-PTIK, Jalan Tirtayasa,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019).
Idham
menuturkan jumlah kejahatan yang dilaporkan pada 2019 menurun 53.360 kasus atau
19,3% dibanding 2018. Penyelesaian perkara di 2019 juga menurun 26.205 kasus
atau 14,4% dibanding 2018.
"Saya
harapkan masyarakat terus meningkatkan kesadaran hukumnya. Kejahatan paling
dominan adalah kejahatan konvensional yaitu 202.292 kasus atau 90,9% dari
seluruh kejahatan, diikuti kejahatan transnasional yaitu 36.219 kasus atau
16,2%," ujar Idham.
Angka
kejahatan konvensional sendiri, klaim Idham, mengalami penurunan 23.836 kasus atau
10,5% dibanding 2018. Data Polri mencatat pada 2019 ada 202.292 kasus yang
ditangani, sementara di 2018 ada 226.128 kasus yang ditangani.
"Penurunan
akibat intensifnya Polri melakukan penindakan terhadap para pelaku kejahatan
konvensional yang dominan dilakukan oleh para penjahat jalanan (streetcrime).
Kejahatan streetcrime mendominasi pada 2019 sebanyak 69.267 kasus atau 34,24%
dan angka ini meningkat 2.038 kasus bila dibandingkan dengan streetcrime pada
2018 yaitu 67.229 kasus atau 3,03%," jelas Idham.
Idham
melanjutkan penyelesaian kasus kejahatan konvensional pada 2019 mengalami
penurunan 5.966 kasus atau 4,07% bila dibanding 2018. Secara umum, imbuh Idham,
kinerja penyidik dalam penyelesaian kasus kejahatan konvensional di 2019
meningkat 4,66%.
Pada kasus
kejahatan transnasional, Idham memaparkan terjadi penurunan sebanyak 8.829
kasus atau 19,5% dan penyelesaian perkara juga menurun sebanyak 3.213 kasus
atau 9,8%. Namun secara umum, lanjut dia, kinerja penyidik terhadap kejahatan
nasional meningkat sebesar 8,76% pada 2019.
"Kejahatan
transnasional yang dominan di 2019 adalah penyalahgunaan narkoba sebanyak
30.884 kasus atau 85%, diikuti kejahatan siber sebanyak 4.256 kasus atau 11,7%.
Angka ini cenderung menurun dibanding 2018," terang mantan Kabareskrim
Polri ini.
Pada kasus
narkoba, pengungkapan kasus mengalami penurunan 7.170 perkara. Penyelesaian
kasus juga turun 4.416 perkara dibanding 2018. "Penetapan tersangka di
2019 turun 20.654 orang atau 35,61% dibanding 2018," tutur Idham.
Yang perlu
diperhatikan, ujar Idham, adalah peningkatan barang bukti tembakau gorila yang
disita aparat sebanyak 6,530 gram atau 135,11% dibanding 2018. "Ini jadi
warning terutama di lingkungan pelajar dan mahasiswa," tegas Idham.
Untuk
kejahatan terorisme, sepanjang 2019 jumlah aksi teror menurun 10 kasus atau
52,6% dibanding 2018. Jumlah personel Polri yang menjadi korban teror di tahun
ini juga menurun 10 orang atau 45,4%.
"Demikian
pula dengan jumlah pelaku teror yang berhasil diungkap sepanjang 2018 menurun
98 orang atau 24,8 persen. Ini berkat pencegahan Polri bersama
masyarakat," ucap Idham.
Dalam
penanganan kasus korupsi, angka perkara yang ditangani naik sebanyak 32 kasus.
Sementara kejahatan yang merugikan kekayaan negara lainnya yakni illegal
logging, illegal mining, illegal fishing dan migas menurun
dibandingkan 2018.
"Kerugian
keuangan negara yang berhasil diungkap sebesar Rp 1,8 triliun dan keuangan
negara yang berhasil diselamatkan pada 2019 sebesar Rp 454 miliar. Penyelesaian
perkara migas pada 2019 meningkat 17 kasus," papar Idham.